Warna-warni Wajah Kabupaten Terbaik di Sektor Transportasi Publik

1 week ago 7
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Kepada dewan juri, Penjabat (Pj) Bupati Tanah Laut, Syamsir Rahman, antusias menjelaskan inovasi transportasi di daerahnya.

Mengaku datang jauh-jauh dari Kalimantan Selatan demi HUB Award 2024, ajang penilaian kabupaten terbaik di sektor inovasi dan sistem transportasi berkelanjutan yang digagas Kemenhub, dia berpantun:

"Jalan-jalan naik Lakatan
drivernya namanya Jallu
Transportasi Tanah Laut berkelanjutan
HUB Award Kementerian Perhubungan sukses selalu"

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"HUB Award ajang berinovasi
dinilai oleh sang dewan juri
Izinkan kami berpresentasi
nilai terbaik berkenan diberi"

Pantun pembuka presentasi ini membuat suasana penjurian jadi lebih hidup. Terdengar teriakan kata 'cakep' dan tepuk tangan. Sekadar diketahui, selain juri, di dalam ruangan ada perwakilan Kemenhub dan panitia acara.

Tanah Laut adalah salah satu dari 23 kabupaten nomine HUB Award. Daerah ini mengandalkan Lakatan, kependekan dari Layanan Angkutan Tanah Laut. Bus ini beroperasi melintasi 15 titik penting, jadi penyambung bus Trans-Banjarbakula, yang hanya sampai kantor Kecamatan Bati-Bati. Ini semacam moda transportasi perintis dan disebut akan terus dikembangkan.

Hub AwardHub Award Foto: Triyono Wahyu/detikcom

Selain Tanah Laut, ke-23 kabupaten yang menjadi nomine adalah Banyuwangi, Banyuasin, Aceh Singkil, Nganjuk, Kepulauan Mentawai, Pesisir Selatan, dan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu. Juga Wonogiri, Kabupaten Bandung Barat, Jepara, Sukoharjo, Jember, Madiun, Sampang, Bangka Tengah, Tabalong, Ogan Ilir, Simeulue, Tana Tidung, Gianyar, Bolaang Mongondow Selatan, Banyumas, dan Sragen.

Ajang HUB Award dimulai dengan sosialisasi lewat Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) dan Badan Kebijakan Transportasi (BKT) Kemenhub. Kemudian kabupaten mendaftar secara online. Tim asesmen melakukan seleksi, dan hasilnya ada 24 kabupaten yang harus mempresentasikan 'inovasi' sebelum penjurian akhir oleh pakar dan akademisi.

Kabupaten dibagi dalam empat kelompok, yakni raya (jumlah penduduk 1 juta atau lebih), besar (500 ribu-1 juta penduduk), sedang (100-500 ribu penduduk), dan kecil (kurang dari 100 ribu penduduk). Mereka diwajibkan mengisi formulir sekaligus tes tulis, lalu dilakukan observasi lapangan untuk mengecek kesahihan jawaban tes.

Ada dua kategori dalam penghargaan ini, yakni Inovasi Integrasi Antar Moda Transportasi dan Sistem Transportasi Berkelanjutan. Dalam presentasi di hadapan juri, terkuak potret warna-warni transportasi di daerah.

Yang Tertatih yang Kreatif

Jangan membandingkan kota atau kawasan urban dengan kabupaten yang jumlahnya 416 se-Indonesia. Dalam hal transportasi publik, dua wilayah administratif ini memiliki warna berbeda-beberapa di antaranya boleh dibilang kontras. Jangankan soal inovasi atau integrasi moda, untuk pengadaan alat transportasi publik saja belum semua sanggup.

Selain itu, ada yang sudah memiliki alat transportasi tapi masih bermasalah dengan keselamatan. Punya kapal tapi life vest terbatas. Jumlah pengguna banyak tapi alat transportasi tak cukup. Ingin menciptakan sesuatu tapi dana APBD terbatas.

Meski demikian, kabupaten yang 'tertatih' tersebut terlihat bersemangat. Mempresentasikan keunggulan daerah, menyiapkan tahapan menuju kondisi lebih baik, hingga berharap pusat ikut turut membantu.

Di sisi lain, beberapa kabupaten unggul dalam hal kreativitas. Banyuwangi misalnya. Kabupaten di ujung timur Pulau Jawa ini, selain mengandalkan angkutan khusus wisata, bersiap mengintegrasikan moda transportasi bus, kereta api, dan pelabuhan. Titik moda transportasi dihubungkan dengan skybridge atau jembatan langit. Lokasinya di sekitar Pelabuhan Ketapang.

Sementara itu, Banyumas, kabupaten di Jawa Tengah, menciptakan halte integrasi Pasar Pon. Pasar yang sebelumnya tak terurus itu dijadikan sebagai hub antar moda transportasi, Trans Jateng, Trans Banyumas, dan angkutan desa/kota. Lokasi tersebut dipilih karena tak jauh dari Stasiun Purwokerto, jantung Banyumas.

Banyuasin lain lagi. Daerah di Sumatera Selatan ini didominasi transportasi air karena wilayahnya dilintasi sungai besar, seperti Musi, Banyuasin, Calik, Telang, dan Upang. Sekda Banyuasin, Erwin Ibrahim, mempresentasikan hal tersebut.

"Integrasi moda transportasi ada di Pelabuhan Tanjung Api-api. Fasilitas tersebut dilengkapi ruang laktasi, penumpang berkebutuhan khusus, hingga pembayaran QRIS," kata Erwin kepada juri.

Pada proses akhir, terpilihlah delapan kabupaten terbaik. Kategori Inovasi Integrasi Antar Moda Transportasi disematkan kepada Banyuwangi, Pesisir Selatan, Aceh Singkil, dan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu. Sedangkan untuk kategori Sistem Transportasi Berkelanjutan diberikan kepada Nganjuk, Banyuasin, Tanah Laut, dan Kepulauan Mentawai.

Penghargaan diserahkan oleh Menhub Budi Karya Sumadi disaksikan Wapres Ma'ruf Amin di acara HUB Space, Jumat (6/9/2024).

Tentu saja tidak ada yang sempurna. Tiap kabupaten telah dan tengah berproses. Harapan bertumpu pada pemerintahan baru, juga hasil Pilkada Serentak 2024 dan keterlibatan beragam pemangku kepentingan. Yang utama adalah ada semangat berkreasi dan membenahi kekurangan. Pantun penutup presentasi Pj Bupati Tanah Laut Syamsir Rahman menyiratkan itu.

"Silaturahmi ke Dirjen Angkutan
berdiskusi sampai lupa waktu.
Ajang HUB Award sangat berkesan
mohon izin pialanya kami bawa satu"

Triono Wahyu S, Manajer Regional detikcom dan Juri Hub Award 2024. Tulisan ini merupakan pendapat pribadi.

(trw/hns)

Read Entire Article