Waka MPR ke Anak Muda: 4 Pilar Bangsa Jangan Cuma Dihafal, tapi Diamalkan

6 days ago 7
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat mendorong anak muda untuk ikut berperan aktif dalam pembangunan. Aksi ini bisa dilakukan dengan langkah sederhana, seperti dengan mulai mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam empat konsensus kebangsaan.

"Negara ini memperoleh kemerdekaannya berkat perjuangan anak-anak muda. Saya juga berharap anak muda Indonesia sekarang mampu berperan aktif sebagai penggerak agar masyarakat memahami empat konsensus kebangsaan yang kita miliki," katanya dalam keterangannya, Jumat (13/9/2024).

Hal itu ia sampaikan pada Sosialisasi Empat Konsensus Kebangsaan MPR RI di Gedung Soetarjo, Universitas Jember, Jawa Timur.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pada dasarnya Indonesia memiliki sejarah perjuangan anak muda dalam rentang waktu antara 1908 sampai 1928 dilanjutkan sampai kemerdekaan Indonesia. Anak muda pada zaman itu, dengan segala potensi yang dimiliki, bergerak bersama, bersatu untuk memperjuangkan kemerdekaan," terangnya.

Lestari atau yang akrab disapa Rerie ini pun berpesan agar generasi muda jangan lelah belajar dari sejarah. Meski di sisi lain, mereka dipaksa untuk beradaptasi dengan berbagai perubahan yang terjadi sebagai dampak modernisasi teknologi dan pandemi.

Menurutnya, bangsa ini bisa bertahan menghadapi dampak perubahan di berbagai sektor, bila terus setia mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam empat konsensus kebangsaan, yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu pun menekankan anak muda juga harus mampu mengenali apa yang terjadi dan tahu tujuan hidup bagi diri, keluarga dan bangsa Indonesia.

"Kalian adalah generasi yang akan kami titipi untuk menjaga nilai-nilai dari empat pilar bangsa ini. Generasi muda harus bisa mengambil peran aktif dalam proses pembangunan dan menumbuhkan kreativitas diri," tegasnya.

"Empat pilar bangsa jangan sekadar dihafal, tetapi dipahami untuk segera diamalkan, agar keutuhan Indonesia tetap terjaga dan abadi selamanya," pungkas Rerie.

(ncm/ncm)

Read Entire Article