Menko PMK Buka-bukaan Biang Kerok Banyak Kelas Menengah Turun Kasta

1 week ago 8
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy menjelaskan penyebab banyak masyarakat kelas menengah yang turun posisi menjadi menuju kelas menengah atau aspiring middle class.

Penurunan angka kelas menengah diumumkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Pada 2024, jumlah kelas menengah mencapai 47,85 juta, turun dibandingkan 2019 sebesar 57,33 juta.

Muhadjir mengatakan, sejumlah penduduk kelas menengah dipastikan turun ke posisi aspiring middle class. Namun, posisinya tidak terjun terlalu dalam ke lapisan bawah, karena ada masyarakat miskin yang naik kelas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu berarti ada orang miskin yang naik ke aspiring middle class. Kemudian angka kemiskinan ekstrem kita juga sudah mendekati nol, 0,8%. Berarti juga ada yang miskin ekstrem yang sekarang juga sudah naik," kata Muhadjir usai Penganugerahan Paritrana Award, di Plaza BP JAMSOSTEK, Setiabudi, Jakarta Selatan, Kamis (12/9/2024).

Muhadjir menilai, terjadi penumpukan alias bottleneck di aspiring middle class. Tidak hanya kelas menengah yang mengalami penurunan, menurutnya sejumlah penduduk kelas atas juga turun posisi sehingga jumlahnya juga turun.

Atas kondisi ini, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah telah menyiapkan sejumlah langkah antisipasinya. Muhadjir mengatakan, ada dua jaminan untuk kelas menengah, khususnya para pekerja.

"Targetnya adalah universal health coverage. Daerah-daerah didorong untuk menyediakan anggaran untuk memastikan bahwa warganya bisa mendapatkan jaminan kesehatan, pelayanan kesehatan gratis. Yang kedua itu adalah jaminan ketenagakerjaan," ujarnya.

Muhadjir mengatakan, ada lima jaminan ketenagakerjaan, antara lain jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian kerja, jaminan hari tua (JHT), jaminan pensiun, dan jaminan kehilangan pekerjaan.

Kelas Menengah Berkurang Akibat Long Covid-19

Di sisi lain, menurutnya penyebab terjadinya penurunan kelas menengah akibat dari long Covid-19. Hal ini terlihat dari masa lima tahun awal kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjukkan kenaikan angka kelas menengah. Penurunan mulai terlihat dari 2020 hingga saat ini

"Sekarang mengalami penurunan ini akibat long Covid. Kenapa bisa dipastikan ini akibat long Covid? Karena lima tahun sebelumnya dalam era kepemimpinan Bapak Jokowi ini itu angka kelas menengah naik, tetapi mulai tahun 2020 sampai sekarang ini cenderung menurun," kata Muhadjir.

"Ini diakibatkan oleh long Covid di bidang ekonomi, karena itu tugas kita sekarang bagaimana menjaga, jangan sampai kelas inspiring middle class ini melorot lagi. Menyodok ke bawah, angka kemiskinan kan jadi naik. itulah berbagai bantuan sosial sekarang kita gelontorkan. Kemudian memperluas angkatan kerja," sambungnya.

Lihat juga Video: 9 Juta Lebih Kelas Menengah Jatuh Miskin. Apa Efeknya Bagi Negara?

[Gambas:Video 20detik]

(shc/ara)

Read Entire Article