Kanker Endometrium Bisa Terjadi karena Gaya Hidup

4 weeks ago 3
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Kanker Endometrium Bisa Terjadi karena Gaya Hidup Ilustrasi(Freepik)

DOKTER Spesialis Obstetri dan Ginekologi Kartiwa Hadi Nuryanto mengatakan kanker endometrium atau kanker dinding rahim bisa terjadi karena pengaruh gaya hidup yang cenderung tidak sehat. Dia kemudian menjelaskan cara mengobatinya dengan tepat sesuai anjuran dokter.

"Secara keilmuan, kanker endometrium (bisa terjadi karena) lebih ke lifestyle (gaya hidup)," kata Kartiwa, dikutip Rabu (6/11).

Dokter yang tergabung dalam Ikatan Dokter Indonesia (IDI) itu menambahkan, "Lifestyle sekarang membuat seorang perempuan lebih tinggi terhadap paparan estrogennya (dan bisa menjadi salah satu penyebab kanker endometrium)."

Hormon estrogen dalam tubuh berguna untuk membantu perkembangan seksual, sekaligus mengatur siklus menstruasi dan memengaruhi seluruh sistem reproduksi perempuan bersama hormon progesteron. Jika hormon estrogen berlebihan, hal tersebut dapat membahayakan kesehatan.

Tingkat hormon estrogen yang tinggi dapat meningkatkan faktor risiko kanker payudara dan kanker ovarium. Bahkan, American Cancer Society (ACS) menyebut dominasi hormon estrogen juga dapat meningkatkan risiko kanker endometrium.

Sementara itu, kanker endometrium terbagi atas 2 (dua) tipe, yaitu tipe 1 yang bergantung pada hormon estrogen dan tipe 2 yang tidak bergantung pada hormon estrogen.

"Untuk tipe 1, semua paparan yang akan meningkatkan produksi hormon estrogen berlebihan akan meningkatkan faktor risiko untuk terjadinya perubahan sifat sel endometrium menjadi sel kanker," kata dokter yang berpraktik di RSU Bunda Jakarta itu.

"Sedangkan untuk tipe 2, mutasi terhadap sel endometrium yang terjadi spontan akan mengubah sel endometrium menjadi sel kanker," sambungnya.

Ada sejumlah faktor risiko yang dapat meningkatkan terjadinya kanker endometrium. Mulai dari obesitas (kegemukan), tidak mempunyai anak, kurang olahraga, hingga adanya riwayat kanker endometrium dan ovarium di dalam keluarga.

"Intinya adalah yang menyebabkan paparan pada hormon estrogen berlebihan," kata dokter yang juga tergabung dalam Perhimpunan
Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) tersebut.

Lebih lanjut, gejala kanker endometrium umumnya berupa perdarahan pada vagina yang abnormal. 

Jika vagina mengalami perdarahan tidak biasa (di luar masa menstruasi), sebaiknya waspadai bahwa hal tersebut dapat menjadi salah
satu tanda dari kanker endometrium.

"Karena seorang perempuan kadang tidak mengindahkan keluhan perdarahan pervaginam yang abnormal dan enggan untuk memeriksakan diri, maka kadang kanker endometrium ditemukan pada stadium lebih lanjut," kata Kartiwa.

Meski demikian, kanker endometrium dapat dideteksi secara dini dengan melakukan pemeriksaan ketebalan lapisan endometrium pada kasus perdarahan yang abnormal.

Apabila diperlukan, dokter akan melakukan pengambilan jaringan endometrium pada pasien untuk diperiksa secara patologi anatomi.

Jika pasien terdiagnosis menderita kanker endometrium, dokter akan melakukan tatalaksana untuk pengobatan pasien. Tatalaksana kanker endometrium dapat berupa tindakan pembedahan, radiasi, dan kemoterapi.

Nantinya, dokter akan melakukan tindakan pengobatan sesuai kebutuhan.

"Pada kasus ketika seorang perempuan belum mempunyai anak atau masih ingin mempertahankan rahimnya, tatalaksana hormonal masih bisa dipertimbangkan selama masih dalam stadium awal," kata Kartiwa.

Ketika pasien sudah dinyatakan sembuh dari kanker endometrium, dokter menyarankan agar pasien tetap melakukan pola hidup sehat guna menghindari kekambuhan kanker di masa depan.

Kekambuhan kanker endometrium bergantung pada tipe sel, stadium, tatalaksana yang diberikan, dan bagaimana gaya hidup sesudah tatalaksana atau tindakan pengobatan dari dokter.

"Tipe 1 memberikan prognosis yang lebih baik dibandingkan tipe 2, (dan) stadium awal juga akan memberikan prognosis yang lebih baik
dibandingkan stadium lanjut," kata Kartiwa.

"Tatalaksana yang tepat dan tidak terputus juga akan memberikan prognosis yang lebih baik," pungkasnya. (Ant/Z-1)

Read Entire Article