Jokowi: Jangan Buat Kebijakan yang Merugikan Masyarakat dan Berpotensi Gejolak

1 week ago 7
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memperingatkan kepada para menteri Kabinet Indonesia Maju agar berhati-hati dalam membuat kebijakan. Jangan sampai kebijakan yang dibuat malah merugikan masyarakat hingga menimbulkan gejolak.

Hal ini disampaikan Jokowi dalam pengantarnya dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Garuda Ibu Kota Nusantara (IKN), Jumat (13/9/2024). Ini merupakan sidang kabinet terakhir Kabinet Indonesia Maju.

Dalam kesempatan itu, Jokowi menyampaikan sejumlah arahan, salah satunya meminta agar situasi dijaga agar kondusif. Jangan sampai ada kebijakan-kebijakan ekstrem yang berpotensi merugikan masyarakat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jangan buat kebijakan yang ekstrem, utamanya yang berkaitan pada hajat hidup orang banyak, yang berpotensi merugikan masyarakat luas, potensi menimbulkan gejolak," kata Jokowi disiarkan melalui YouTube Sekretariat Presiden.

Jokowi mengatakan, Indonesia membutuhkan stabilitas untuk tetap tumbuh dan melanjutkan pembangunan. Oleh karena itu, perlu dipastikan agar jangan sampai ada riak gejolak sampai pemerintah berikutnya terbentuk.

"Kita harus jaga daya beli masyarakat, jaga inflasi, jaga pertumbuhan, jaga keamanan, jaga ketertiban," ujarnya.

Pemerintahan Jokowi akan berakhir pada 20 Oktober 2024. Dalam kurun waktu satu bulan ini, Jokowi meminta agar para menteri segera menuntaskan program kerja utama yang sudah dimulai, baik berkaitan serapan administrasi dan pertanggungjawaban, serta kendala yang belum terselesaikan.

Ia juga meminta agar semua mendukung penuh program Presiden Terpilih Prabowo Subianto. Pastikan transisi pemerintah berjalan efektif, bahkan jika diperlukan perumusan kebijakan baru segera dibuat. Hal ini utamanya untuk program unggulannya, agar pemerintah baru setelah dilantik bisa segera bekerja dan berlari kencang.

"Saya terakhir mohon maaf pada bapak ibu jika dalam 10 tahun ini ada hal yang dirasa kurang berkenan dalam interaksi, ada hal kurang maksimal. Sekali lagi saya mohon maaf sebesar-besarnya," tutupnya.

(shc/ara)

Read Entire Article