Cegah Investor Kabur dari RI, Pemerintah Mau Bangun Kawasan Industri Energi Bersih

3 days ago 7
ARTICLE AD BOX

Jakarta - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Roeslani, mengatakan potensi energi baru terbarukan di Indonesia cukup besar, yakni 3.677 Gigawatt. Sayangnya, pengembangan sektor energi bersih Tanah Air masih belum maksimal.

Padahal menurutnya saat ini penggunaan energi baru terbarukan (EBT) sudah menjadi salah satu faktor penentu bagi investor atau perusahaan asing untuk menanamkan modalnya. Begitu juga dengan tata kelola sumber daya alam dan lingkungan hidup yang berkelanjutan menjadi prioritas utama mereka.

"Saya di Kementerian Investasi walaupun relatif masih baru, bertemu dengan investor luar maupun dalam dan mereka memang untuk mereka berinvestasi, perilaku yang berhubungan dengan tata kelola yang berkelanjutan dan berkesinambungan dari lingkungan hidup itu menjadi salah satu prioritas utama mereka melakukan investasi," ungkapnya dalam detikcom Leaders Forum 'Menuju Indonesia Hijau: Inovasi Energi dan Sumber Daya Manusia,' di Hotel St. Regis, Jakarta Selatan, Selasa (17/9/2024).

Ia mencontohkan di sektor pembuatan kendaraan listrik (electric vehicle/EV), banyak perusahaan luar negeri yang hanya ingin membangun fasilitas produksinya di negara yang sudah menggunakan EBT. Dengan begitu mereka bisa memastikan supply energi yang mereka gunakan untuk produksi EV sudah ramah lingkungan.

"Contohnya mereka mau bikin EV car di sini, manufactory, mereka inginnya ya energinya berasal dari energi bersih. Karena kalau tidak datang dari energi bersih ini tidak sesuai dengan visi misi dan policy mereka yang ingin membawa energi bersih ini menjadi champion ke depannya," ucap Rosan.

Untuk itu Rosa mengaku pihaknya saat ini sedang mendorong pembangunan kawasan industri berbasis EBT di Indonesia, termasuk di dalam kawasan itu nanti akan ada perusahaan-perusahaan penyedia energi bersih. Dengan begitu para investor tidak akan 'lari' dari RI dan memilih untuk berinvestasi di negara tetangga.

"Ini juga yang kami lihat bahwa ini adalah suatu yang tidak terelakkan. Makanya kita mencoba untuk mendorong pembangunan, contohnya industrial estate (kawasan industri) yang berbasis dengan clean energy," terangnya.

"Bukan kita harus, memang itu adalah permintaan, demand pasar yang memang harus kita lakukan. Kalau nggak nanti kita akan tertinggal oleh banyak negara, terutama paling gampang oleh negara-negara tetangga kita atau neighbouring country," sambung Rosan lagi.

(fdl/fdl)

Read Entire Article