Bahlil Sebut Nilai Investasi Gothermal RI Capai US$ 8,7 Miliar

2 days ago 7
ARTICLE AD BOX

Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyebut jumlah investasi di sektor geothermal atau energi panas bumi dalam 10 tahun terakhir sudah mencapai US$ 8,7 miliar dolar. Jumlah ini tercatat mengalami peningkatan hingga 8 kali lipat dibandingkan 2014 lalu.

"Dalam 10 tahun terakhir, akumulasi investasi pembangunan PLTP juga tumbuh signifikan yaitu naik hingga 8 kali lipat pak. Jadi tumbuh 8 kali lipat, sehingga tahun 2024 diperkirakan investasi di geothermal sebesar US$ 8,7 miliar," katanya dalam acara IIGCE seperti dikutip dari Youtube Sekretariat Presiden, Rabu (18/9/2024).

Bahlil menyampaikan investasi di sektor panas bumi dalam bentuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) ini berhasil menciptakan lapangan pekerjaan untuk kurang lebih sekitar 900 ribu pekerja.

Keberadaan PLTP di Indonesia mampu memberikan kontribusi kepada negara kurang lebih sekitar Rp 16 triliun. Selain memberikan dampak ekonomi, ia menyebut pembangunan PLTP juga berkontribusi mengurangi 17,4 juta ton CO2 per tahun.

Meski begitu, menurutnya nilai investasi ini masih belum cukup untuk mengejar target bauran energi bersih nasional. Sebab hingga saat ini tingkat bauran energi baru terbarukan (EBT) terhadap pasokan energi nasional masih sangatlah rendah.

Bahlil mengatakan porsi EBT dalam bauran energi nasional hingga ini baru 15% atau 13,7 gigawatt. Jumlah ini masih jauh di bawah target pemerintah yang sebesar 23% atau 23 gigawatt pada 2025 mendatang.

"Bapak Presiden kami melaporkan, bahwa Indonesia saat ini memiliki kapasitas listrik yang ada sebesar 93 gigawatt atau setara dengan 93.000 megawatt. Di mana 13,7 gigawatt atau 15% diantaranya berasal dari energi baru terbarukan," jelasnya.

Dari jumlah bauran EBT terhadap energi nasional itu, Bahlil mengatakan 2,6 gigawatt di antaranya berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP). Jumlah ini mencakup sekitar 18,5% dari total listrik EBT atau 3% dari total energi nasional.

Namun lagi-lagi menurutnya jumlah ini masih sangat kecil mengingat potensi panas bumi RI mencapai 24 gigawatt atau yang terbesar kedua di dunia.

"Energi panas bumi dapat menjadi salah satu instrumen penting untuk meningkatkan porsi EBT dalam bauran energi nasional. Izin bapak Presiden kami melaporkan bahwa Indonesia menjadi negara yang memiliki potensi geothermal terbesar di dunia sebesar 40% atau 24 gigawatt," ucap Bahlil.

"Saat ini kapasitas oleh pembangkit listrik panas bumi di Indonesia mencapai 2,6 gigawatt atau terbesar nomor dua di dunia yang sudah jalan dan pertumbuhannya selama 10 tahun terakhir itu tumbuh 2 kali lipat," terangnya lagi. (fdl/fdl)

Read Entire Article