Akan Ada Pameran Terakhir Benda yang Terdampak Kebakaran di Museum Nasional

1 day ago 8
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Museum Nasional Indonesia akan menggelar pameran temporer usai kebakaran, menampilkan koleksi terdampak. Pameran berlangsung dari 15 Oktober hingga Desember 2024.

Satu tahun lalu, tepatnya pada Sabtu (16/9/2023), Museum Nasional Indonesia mengalami tragedi kebakaran. Insiden tersebut membuat empat ruangan yang berada di Gedung A kompleks Museum Nasional Indonesia (MNI) hangus dan menimbulkan ratusan benda koleksi terdampak.

"Ya sekitar 900-an lah yang (terdampak) dari kemarin ya," kata Penanggung Jawab Unit Museum Nasional Indonesia, Ni Luh Putu Chandra Dewi, saat menjelaskan ke awak media di lokasi, Selasa (17/9/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kondisi Museum Nasional pada Selasa (17/9/2024). Tengah ada revitalisasi di berbagai gedung pasca terjadinya kebakaran di tahun lalu.Kondisi Museum Nasional pada Selasa (17/9/2024). Tengah ada revitalisasi di berbagai gedung pasca terjadinya kebakaran di tahun lalu. (Weka Kanaka/detikcom)

Kini, Museum Nasional Indonesia tengah berbenah dan melakukan revitalisasi. Sejauh ini proses revitalisasi baru berkisar 50-60 persen dan ditargetkan rampung untuk dibuka kepada publik pada 15 Oktober 2024.

"Kalau sekarang mungkin sudah 50 sampai 60 persen (revitalisasi) nanti sampai saatnya tanggal akhir september, sudah sampai 70-80 mungkin, sampai 15 Oktober itu mungkin udah 100 persen," kata Plt. Kepala Indonesian Heritage Agency, Ahmad Mahendra, kepada awak media dalam kesempatan yang sama.

Dari tragedi kebakaran tersebut, ada beberapa koleksi dan artefak yang masih dapat diperlihatkan. Karenanya, mereka berencana akan membuat 'Pameran Pasca Kebakaran' yang akan digelar hanya tiga bulan. Pameran itu akan mengisahkan rekam jejak museum dalam menghadapi kebakaran yang terjadi pada tahun lalu.

Namun, pameran tersebut terbatas, hanya sekitar tiga bulan. Nantinya benda atau koleksi yang terdampak terbakar akan disimpan dan tidak lagi dapat dilihat secara publik. Di sisi lain, pameran tersebut rencananya akan digelar secara offline maupun online. Mahendra sebut hal itu untuk menarik minat berbagai kalangan.

"Workshop-nya aja ada online, apalagi untuk mediator (pameran) pada saat yang tiga bulan, karena biar orang lihat ya, walaupun mohon maaf nanti setelah 3 bulan tidak semua bisa melihat, nah itu kesempatan," ujar dia.

Benda -benda rentan tersebut baru dapat kembali dilihat jika ada arahan untuk memamerkannya kembali.

"Makanya perlu dinanti oleh publik untuk kalau pengen melihat yang terdampak dan sebagainya ya datanglah dari 15 Oktober sampai akhir di Desember," tambahnya.

Nantinya, Museum Nasional Indonesia juga menerapkan tata kelola baru dalam layout peletakan berbagai barang koleksi. Jika dulunya banyak barang bersejarah berjejer dengan penuh, ke depannya hal itu akan dikurangi. Benda-benda koleksi akan disimpan di tempat penyimpanan dan akan dikeluarkan bergantian secara berkala.


(wkn/fem)

Read Entire Article